Monday, May 28, 2007

kamar ayah

suasana di ICU semasa ayah sedang koma tidak dapat aku lupakan... aku dipulau dan diabaikan oleh keluarga sendiri... seolah-olah aku tidak wujud dan tidak penting dalam hidup mereka... pelbagai konflik, isu dan peristiwa berlaku semasa suasana menunggu ayah di ICU... yang penting ialah... aku menjadi mangsa keadaan...

tapi takpe... itu adalah dugaan dan ujian tuhan... berani kerana benar dan takut jikalau salah... aku teruskan tanggungjawab dan janji aku sebagai umat Allah... lantaklah perasaan dan hati perut orang... tapi layanan yang diberikan kepada aku, tak mungkin dapat kulupakan...

semenjak aku belajar di KL... aku tidak pernah memiliki kamar yang tetap di rumah KB... bila ayah menyiapkan kamar belakang... aku sangkakan ianya untukku... maka segala barang-barang simpanan dan kenangan ku simpankan di situ... tetapi ayah menyediakan kamar tu untuk dirinya berlabuh dan beradu di situ... demi ayah, kami sama-sama menumpang... tiada yang menjanjikan ianya hak kami... kami saling memahami... ayah hormat baranganku... dan aku jaga rapi barangan dan khazanah ayah...

kini setelah 6 bulan pemergian ayah... kamar yang ayah diami selama ini tak sanggup ke sentuh dan ubah... ianya terlalu banyak memori... kamar itulah kami berborak... kamar itulah ku tolong kemas dan kamar mandinya ku basuh bersih... segala kenangan terindah dan memori manis terlalu tebal di kamar ayah...

namun, tiada manusia lain yang dapat menandingi perasaan hormat kami berdua... aku simpati pada ayah... dan ayah kagum dengan kepekaanku terhadap nasibnya... kami saling hormat sebagai bapa dan anak dan sahabat yang paling akrab...

kamar ayah berubah sudah... tiada ku sempat rakamkan gambaran terakhir peninggalan bau, aura dan jiwanya di kamar kami itu... baranganku tiada perasaan untukku sentuh kerana segalanya ada ayah di situ... di kamar kami ku lihat kami berbicara tentang seluruh topik dunia... segala kenangan anak dan ayah... rakan dan teman di kamar... segalanya tinggal memori...

maafkan aku ayah jika kamar mu tidak dapat ku abadikan seadanya peninggalanmu... pemergian mu terlalu pantas dan aku masih terpinga hingga kini... aku rindu hilai gelak mu dengan lawak yang ku dendang... gaya yang ku tiru dan memek yang ku ajuk... ayah... kamar kita hanya tinggal rangka... tiada lagi bentuk, rupa mahupun gaya yang dapat mengimbau situasi perbualan kita berdua...

aku sedih dan hiba... aku kecewa... maafkan aku ayah... jika kau lihat kamar mu tidak terurus... aku tak layak untuk bersuara... aku tidak dihormati seadaanya untuk beria... aku hanya sebuah lagi kisah penumpang, pendatang dan abang yang tidak berwatak... hanya pada tuhan ku pohon rahmat untuk keluarga kita tercinta biar mereka terbuka untuk menerima diri kita bersama...

biar hati mereka terang untuk memahami erti hormat dan patuh pada keluarga... aku hanya bisa untuk terus berdoa... insyaallah ayah... apa yang termampu tetap ku seru... harapanku hanya untuk melihat keluarga kita terus bersatu dan membantu... menenangkan hati mu ayah dan hati mami yang tak pernah layu untuk mengakhiri kehidupan dengan syahdu yang dirindu...

2 comments:

  1. Anonymous12:09 AM

    steady boh,
    sapa maso kito akan uboh..
    kami semua menyayangi ayoh..
    kito slow-talk hk mano payoh..
    6kerat ni toksir la pisoh..
    ni la ngelast pesey arwoh.
    tq 4 always supporting us~

    ReplyDelete
  2. Sedih betul baca post ni... so touching...

    Your patience, sincerity and willpower will be rewarded, insyaAllah

    ReplyDelete